Dalil yang memerintahkan dan menganjurkan untuk bershalawat atas Nabi saw. dan fadlilah-fadlilahnya yakni sebagai berikut:
“Tidak sempurna keyakinan seseorang di antara kamu sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada ia menyayangi anaknya, orang tuanya, dan insan semuanya.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Anas ra.)
“Ajarkanlah kepada anak-anakmu mengenai tiga hal; Cinta kepada nabimu, cinta kepada andal baitnya, dan membaca Al-Qur'an. Karena sebenarnya orang yang menghafal Al-Qur'an kelak di hari final zaman dalam naungan rahmat Allah, di mana pada hari itu sama sekali tiada naungan melainkan naungan-Nya bersama para nabi dan pilihan-Nya.” (HR. Abu Nashr Asy-Syairazi, Ad-Dailami, dan Ibnu Najjar dari Ali ra.)
“Tidak sempurna keyakinan seseorang di antara kamu sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada dirinya, ahliku lebih dicintai olehnya daripada ahlinya, anak cucuku lebih dicintai olehnya daripada anak cucunya, dan keturunanku lebih dicintai olehnya daripada keturunannya”. (HR. Thabrani dan Baihaqi dari Abdurrahman bin Abi Laila dari ayahnya ra.)
“Amma ba‘du, ingatlah wahai manusia, tolong-menolong saya yakni seorang manusia, yang akan tiba kepadaku seorang utusan Tuhanku, maka saya terima. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara, yang pertama kitabullah, di dalamnya berisi petunjuk dan cahaya, barang siapa yang berpegang teguh kepadanya, maka ia memperoleh petunjuk dan siapa yang menyalahinya, maka ia tersesat. Maka ambillah kitab Allah Ta‘ala dan berpegang teguhlah kepadanya. Dan andal baitku, yang saya ingatkan kalian kepada Allah dengan andal baitku, saya ingatkan kalian kepada Allah pada andal baitku.” (HR. Ahmad, Abdu bin Hamid, dan Muslim dari Zaid bin Arqam ra.)
“Setiap doa itu terhalang, sampai bershalawat atas Nabi saw.” (HR. Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus dari Anas ra. dan diriwayatkan pula oleh Al-Baihaqi dari Ali ra. dengan mauquf).
“Bahwasanya paling utamanya insan (orang yang terdekat) dengan saya pada hari final zaman yakni mereka yang paling banyak bershalawat kepadaku.” (HR. An-Nasa'i dan Ibnu Hibban dari Ibnu Mas‘ud)
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali, dan Allah menghapus sepuluh kesalahan serta mengangkat sepuluh derajat kepadanya.” (HR. Ahmad, Nasa'i, dan Al-Hakim dari Anas ra.)
“Tiada seorang yang mengucapkan salam kepadaku melainkan Allah akan mengembalikan ruhku sampai saya menjawab salamnya.” (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah ra.)
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku pada waktu pagi sepuluh kali dan sore sepuluh kali, maka ia akan memperoleh syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Thabrani dari Abu Darda' ra.)
“Barangsiapa bershalawat kepadaku sehari seratus kali, maka Allah mendatangkan baginya seratus hajat; tujuh puluh untuk akhiratnya dan tiga puluh untuk dunianya.” (HR. Ibnu Najjar dari Jabir ra.)
“Barangsiapa bershalawat kepadaku dalam sehari seribu kali, maka ia tidak akan mati sehingga ia diberi kabar gembira dengan surga.” (HR. Abusy Syaikh dari Anas ra.)
“Bershalawatlah kalian atas para nabi Allah dan utusan-Nya sebagaimana kalian bershalawat kepadaku, karena mereka itu diutus sama sebagaimana saya diutus.” (HR. Ahmad dan Al-Khatib dari Abu Hurairah ra.)
“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku setiap hari Jum‘at, karena shalawat umatku dipintakan kepadaku setiap hari Jum‘at. Barangsiapa yang paling banyak shalawatnya kepadaku, maka ia orang yang terdekat kepadaku tingkatannya. (HR. Al-Baihaqi dari Abu Umamah ra.)
“Barangsiapa bershalawat kepadaku pada hari Jum‘at seratus kali, maka ia tiba pada hari final zaman dengan cahaya, seandainya dibagi antara semua makhluk, maka cahaya itu akan memenuhinya. (HR. Abu Nu‘aim dalam Al-Hilyah dari Ali bin Husain dari ayahnya dari kakeknya ra.)
“Di mana saja kamu berada, maka bershalawatlah kepadaku, karena shalawatmu itu akan sampai kepadaku.” (HR. Ath-Thabrani dari Al-Husain bin Ali ra.)
“Kehidupanku lebih baik bagimu, kalian diceritakan dan ia diceritakan kepadamu. Jika saya mati, maka kematianku lebih baik bagimu yang dipintakan kepadaku amal-amalmu, kalau saya melihatnya baik, maka saya memuji kepada Allah, kalau saya melihatnya buruk, maka saya memohonkan ampun bagimu.” (HR. Ibnu Sa‘ad dari Bakar bin Abdillah ra.)
“Barangsiapa bershalawat kepadaku di sisi kuburku, maka saya mendengarnya, siapa bershalawat kepadaku dari jauh, maka shalawat itu diserahkan oleh malaikat yang memperlihatkan kepadaku, dan ia dicukupi urusan dunia dan akhiratnya, sedang saya sebagai saksi dan pembela baginya.” (HR. Al-Baihaqi dan Al-Khatib dari Abu Hurairah ra.)
“Barangsiapa bershalawat kepadaku pada hari Jum‘at dua ratus shalawat, maka diampuni baginya dosa dua ratus tahun.” (HR. Ad-Dailami dari Abu Dzar ra.)
“Janganlah kamu jadikan saya ibarat wadah (mangkuk) orang yang menunggang, ia jadikan airnya dalam mangkuknya. Jika membutuhkannya, maka ia meminumnya dan kalau tidak, maka ia menuangkannya. Hendaklah kamu jadikan saya di permulaan ucapanmu, di tengah dan di akhirnya”. (HR. Ibnu Najjar dari Ibnu Mas‘ud). Dan dalam suatu riwayat, “Jadikanlah saya di permulaan doa, di tengah dan di final doa.”
“Bershalawatlah kamu semua kepadaku, dan bersungguh-sungguhlah dalam berdoa. Bacalah; Allaahumma Shalli ‘Alaa Muhammadin Wa ‘Alaa Aali Muhammadin Kamaa Shallaita ‘Alaa Ibraahiima Wa Aali Ibraahiima Innaka Hamiidun Majiidun Allaahumma Baarik ‘Alaa Muhammadin Wa Alaa Aali Muhammadin Kamaa Baarakta ‘Alaa Ibraahiima Wa Aali Ibraahiima Innaka Hamiidun Majiidun. Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Engkaulah Maha Terpuji dan Dipuji. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan atas Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau melimpahkan keberkahan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim, bahwa Engkaulah Maha Dipuji dan Terpuji.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan An-Nasa'i dari Ka‘ab bin Ajarah ra.)
“Barangsiapa berziarah ke kuburku, maka baginya wajib mendapat syafaatku. (HR. Ibnu Adi dan Al-Baihaqi dari Ibnu Umar ra.)
“Barangsiapa yang ketika mendengar panggilan adzan membaca: Allaahumma Rabba Haadzihid-Da’waatit-Taam-Mati Wash-Shalaatil-Qaa'imati Aati Muhammadanil-Wasiilata Wal-Fadliilata Wab’atshu Maqaaman Mahmuudanil-Ladzii Wa’adtahu. Artinya: Ya Allah, Pemilik ajakan yang sempurna ini, dan shalat yang didirikan, berilah kepada Nabi Muhammad saw. wasilah dan keutamaan, dan tempatkanlah ia pada suatu kedudukan yang mulia yang telah Engkau janjikan. Maka ia pasti memperoleh syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Jabir ra.)
Siapa ingin menakar dengan takaran yang sempurna ketika bershalawat atas kami kepada andal bait, maka bacalah: Allaahumma Shalli ‘Alaa Muhammadinin-Nabiyyi Wa Azwaajihii Ummahaatil-Mu'miniina Wa Dzurriyyatihii Wa Ahli Baitihii Kamaa Shallaita ‘Alaa Ibraahiima Innaka Hamiidun Majiidun. Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan istri ia sebagai ibu orang-orang mukmin, keturunan dan andal baitnya sebagaimana Engkau melimpahkan rahmat kepada Ibrahim, sebenarnya Engkaulah yang Maha Terpuji dan Maha Mulia.” (HR. Abu Dawud dan An-Nasa'i dari Abu Hurairah ra.)
Diriwayatkan dari Ubay bin Ka‘ab ra. berkata: Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, sebenarnya saya memperbanyak shalawat kepadamu, maka berapakah saya jadikan shalawatku untukmu?” Nabi bersabda, “Sekehendakmu”. Saya berkata, “Seperempat!”. Beliau bersabda, “Apa yang kamu sukai, dan kalau kamu tambah. maka itu yang lebih baik bagimu”. Saya berkata, “Apakah sepertiga?”. Beliau bersabda, “Apa yang kamu sukai, kalau kamu tambah maka itu yang lebih baik bagimu.” Saya berkata, “Separo!”. Sabda Nabi, “Apa yang kamu kehendaki, dan kalau kamu tambah maka itu yang lebih baik bagimu.” Saya bertanya, “Apakah saya jadikan semua shalawatku untuk engkau?” Nabi bersabda, “Jika demikian, maka dicukupilah keinginanmu dan diampunilah dosamu.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Al-Hakim)
“Bila seorang muslim tidak mempunyai sedekah, maka ucapkan dalam doanya: Allaahumma Shalli ‘Alaa Muhammadin ‘Abdika Wa Rasuulika Wa Shalli ‘Alal-Mu'miniina Wal-Mu'minaati Wal-Muslimiina Wal-Muslimaati. Artinya: Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas Nabi Muhammad hamba dan utusan-Mu, dan limpahkanlah rahmat atas orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, orang-orang Islam laki-laki dan perempuan. Maka hal itu baginya merupakan zakat.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim dari Abu Said ra.)
Demikianlah di antara dalil-dalil hadits Nabi saw. berkenaan dengan perintah dan anjuran bershalawat atas Nabi saw. dan fadlilah-fadlilahnya. Hadits-hadits tersebut jelas menyatakan bahwa dengan memperbanyak membaca shalawat atas Nabi saw., maka akan memperoleh fadlilah-fadlilah yang besar, ibarat memperoleh pahala, syafaat, maghfirah (ampunan), dilapangkan rezekinya, dihilangkan kesusahannya, dikabulkan cita-citanya, didatangkan hajatnya, dan lain sebagainya, sehingga sangat perlu kita mengamalkannya secara rutin, karena kita pasti akan memperoleh fadlilah-fadlilah yang besar dan faedah yang banyak.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Sumber: Buku Kumpulan Shalawat dan Khasiatnya karya KH.M. Ali Chasan Umar
Sumber https://romanacinta.blogspot.com/