Sudah tidak asing bagi warga NU, bahwa Gus Dur adalah salah satu penggemar buah durian. Bahkan Ibu Shinta Nuriyah pernah bercerita, “Bapak paling pantangan jikalau dilarang-larang oleh dokter. Pernah suatu kali dokter berpesan untuk tidak makan durian, namun bapak tetap saja makan durian mirip biasanya”. Ada sebuah kisah perihal Gus Dur dengan seorang penjual durian. Kisah ini menjadi salah satu bukti bahwa Gus Dur adalah salah seorang wali. Gus Dur sanggup melihat kesusahan luar biasa yang melanda seseorang yang belum dikenalinya, bahkan baru pertama kali ditemuinya. Dan anehnya lagi seseorang itu belum bercerita apapun ke Gus Dur perihal permasalahan hidup yang melilitnya. Berikut ini ceritanya:
Suatu dikala Gus Dur (masih menjabat Presiden RI) berkunjung ke Kota Malang. Di tengah perjalanan, tiba-tiba ia memerintahkan sopirnya untuk berhenti.
"Kita beli durian dulu!" kata Gus Dur
Akhirnya, rombongan kepresidenan berhenti semua. Setelah membeli beberapa durian, Gus Dur berkata, "Yang di amplop itu berikan ke ibu ini!"
Sang Ajudan mirip tidak percaya dengan apa yang didengar. Sang Ajudan pun mendekati Gus Dur sambil berbisik, "Pak, uang yang di amplop sepuluh juta."
"Iya, kasihkan semua!" kata Gus Dur
Akhirnya, Sang Ajudan pun memperlihatkan amplop itu kepada si penjual durian. Subhanallah, seketika si penjual durian yang notabene adalah seorang ibu yang usianya tidak muda lagi eksklusif bersimpuh di depan Gus Dur.
"Alhamdulillah...Ya Allah. Matur nuwun Pak Gus Dur. Niki wau anak kulo mboten pareng dibeto wangsul saking rumah sakit, menawi mboten saget mbayar sedoso juta. Anak kulo dirawat wonten rumah sakit…"
(Alhamdulillah...Ya Allah, Terima kasih Pak Gus Dur. Baru saja anak saya tidak boleh dibawa pulang dari rumah sakit, bila tidak sanggup membayar biaya sepuluh juta. Anak saya sedang dirawat di rumah sakit…).
Dikisahkan Oleh: KH. Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur)
Sumber: Situs PBNU
Sumber https://romanacinta.blogspot.com/