Potongan Qashidah Burdah dibawah ini sudah cukup terkenal. Lirik ini mengungkapkan syafaat Rasulullah saw. yang dibutuhkan dikala umatnya menemui duduk masalah atau situasi sulit.
هُوَ الحَبيبُ الذي تُرْجَى شَفاعَتُهُ # لِكُلِّ هَوْل من الأهوال مُقْتَحِمِ
“Dialah al-habib, sang kekasih yang dibutuhkan syafaatnya # bagi setiap huru-hara yang menyergap tiba-tiba.”
Kata “diharapkan” ini penting digarisbawahi. Padahal kita mengetahui kepastian syafaat Rasulullah saw. Tetapi kenapa dibutuhkan pula? Syekh Ibrahim Al-Baijuri mencoba menerangkannya sebagai berikut:
وانما عبر بالرجاء مع أن شفاعته صلى الله عليه وسلم مقطوع بها إشارة إلى أنه لا ينبغي للشخص أن ينهمك في المعاصى ويتكل على الشفاعة وله صلى الله عليه وسلم شفاعات
“Syekh Muhammad bin Sa‘id al-Bushiri mengungkapkan syair ini dengan kata ‘diharapkan’. Sementara syafaat Rasulullah saw. sudah jelas. Hal ini menyampaikan bahwa seseorang tidak seyogyanya tenggelam dalam maksiat lalu mengandalkan syafaat Rasulullah saw. tersebut. Rasulullah saw. sendiri memiliki sejumlah syafaat”. (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah, halaman 22).
Syafaat Rasulullah saw. mencakup:
1.) Syafaat Rasulullah saw. pada hari pengadilan manusia yang sangat mencekam di mana manusia ingin berlari dari mahsyar. Masuk ke dalam api, mereka mau lari demi keluar dari hari yang menentukan. Ini yang disebut sebagai “Syafaatul Udzma.” Ini maqam terpuji di mana manusia sejak pertama hingga terakhir memuji Rasulullah saw. Syafaat ini khusus untuknya.
2.) Syafaat Rasulullah saw. untuk memasukkan sekelompok orang ke dalam surga tanpa hisab. Rasulullah saw. mengantar sejak bangkit dari kubur mereka hingga ke surga. Syafaat ini khusus untuknya.
3.) Syafaat Rasulullah saw. untuk memasukkan sekelompok orang yang seharusnya masuk neraka dimasukkan ke dalam surga. Syafaat ini juga khusus untuk Rasulullah saw.
4.) Syafaat Rasulullah saw. untuk mengeluarkan sekelompok orang dari neraka. Syafaat ini tidak khusus untuk Rasulullah saw. Syafaat ini juga dimiliki oleh para ulama dan auliya.
5.) Syafaat Rasulullah saw. untuk mengangkat derajat sekelompok orang di dalam surga. Tidak ada dalil Al-Qur’an dan hadits yang mengambarkan kekhususan syafaat ini untuk Rasulullah saw. Tetapi Imam An-Nawawi menganggap hal itu mungkin.
6.) Syafaat Rasulullah saw. untuk meringankan siksa sejumlah orang kafir.
Syekh Al-Baijuri menjelaskan syafaat Rasulullah saw. untuk meringankan siksa sejumlah orang kafir. Menurutnya, syafaat Rasulullah saw. ini dimaksudkan antara lain untuk pamannya, Abu Thalib:
ومنها شفاعته في تخفيف العذاب عن بعض الكافرين كعمه أبي طالب على القول بأن الله لم يحيه فآمن به صلى الله عليه وسلم وهو المشهور والذي يحب أهل البيت يقول بأن الله أحياه وآمن به صلى الله عليه وسلم والله قادر على كل شيء
“Di antaranya yakni syafaat Rasulullah saw. dalam meringankan siksa dari sejumlah orang kafir mirip pamannya, Abu Thalib, yang menurut satu pendapat ulama, Allah tidak menghidupkannya kembali supaya ia beriman. Ini pendapat masyhur. Sementara para pecinta ahlul bait berpendapat Allah menghidupkan kembali Abu Thalib, lalu ia beriman kepada Rasulullah. Allah kuasa atas segala sesuatu,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah, halaman 23).
Lalu bagaimana dengan surah Ali Imran ayat 88 yang menyatakan bahwa siksa orang kafir tidak akan diringankan? Syekh Ibrahim Al-Baijuri menjelaskan bahwa ayat ini tidak menafikan syafaat Rasulullah saw. sebagai berikut ini:
ولا ينافي شفاعته صلى الله عليه وسلم في تخفيف العذاب عن بعض الكافرين قوله تعالى ولا يُخَفَّفُ لأن المنفي انما هو تخفيف عذاب الكفر فلا ينافي أنه يخفف عنهم عذاب غير الكفر على أحد الأجوبة في ذلك
“Firman Allah pada surah Ali Imran ayat 88, ‘Tidak diringankan siksa mereka’ tidak menafikan syafaat Rasulullah saw. dalam meringankan siksa sejumlah orang kafir alasannya yakni yang dinafikan ayat itu yakni siksa kekufuran sehingga ayat ini tidak menafikan peringanan siksa atas dosa selain kekufuran, dalam salah satu jawaban wacana ini,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah, halaman 23).
Semoga Allah memelihara kita, keluarga, dan masyarakat lingkungan kita dari segala larangan-Nya. Kita juga berharap supaya Allah memasukkan nama kita dan nama keluarga kita sebagai penerima syafaat Rasulullah saw. Allahumma shalli wa sallim 'ala Sayyidina Muhammad wa alihi wa shabihi ajma'in.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
Sumber https://romanacinta.blogspot.com/