Halaman

    Social Items

loading...
loading...
Di masa Arab jahiliyah, media sosial  telah ada, ialah melalui tradisi bersyair. Topik syair yang digubah para penyair beraneka ragam. Ada yang wacana kisah asmara, alam, atau bahkan menyangkut langsung orang lain. Jika langsung yang dipuji sanggup menjadikan naik popularitas orang yang dikisahkan dalam syair. Sebaliknya, langsung yang dihujat sanggup terpuruk bahkan jatuh namanya.

Di suatu kawasan yang bernama ‘Ukadz, sering diadakan perayaan lomba syair sehingga lahirlah penyair-penyair terkenal saat itu. Di antara penyair terkenal ialah Zuhair bin Salma pengarang Al-Mu’allaqat (semacam buku sajak-sajak). Ia mempunyai dua putra ialah Ka’ab dan Bujair.

Bujair bin Zuhair pada masa Rasulullah saw. masuk Islam. Ka’ab bin Zuhair marah besar melihat saudaranya telah masuk Islam. Ia mengirim syair yang mencemooh sahabat-sahabat Rasul dan Islam. Rasulullah saw. menanggapi serius ancaman provokasi dari syair yang diciptakan oleh Ka’ab bin Zuhair tersebut.

Rasul menginstruksikan untuk mencari Ka’ab bin Zuhair di manapun berada, hidup atau mati. Hal ini menerangkan begitu berbahayanya media umum berupa syair ini saat dipakai untuk menyerang Islam.

Ketika Ka’ab bin Zuhair tersudut di pinggir pantai, tak ada kawasan berlari kecuali menyeberangi lautan. Maka, ia meminta saudaranya, Bujair bin Zuhair, untuk datang menjemput. Ia ingin meminta pengampunan dari Rasulullah saw. Di hadapan Rasulullah saw. sambil menutupi mukanya, Ka'ab bin Zuhair bertanya kepada Rasulullah saw. untuk memastikan, Apakah bila Ka’ab bin Zuhair datang meminta ampunan akan dikabulkan?



Rasulullah saw. mengiyakan. Barulah Ka’ab bin Zuhair menampakkan mukanya, memohon ampunan dan masuk Islam.

Rasulullah saw. meminta kepada Ka’ab bin Zuhair untuk mengubah syairnya yang dulu. Maka seketika itu pula, ia melantunkan syairnya yang terkenal dengan nama “Banat Su’ad” yang berisi pujian kepada Nabi saw. dan para sahabat.

Rasulullah saw. kagum dan sangat senang mendengar syair Ka’ab bin Zuhair tersebut. Rasul serta merta menghadiahkan kepadanya kain burdah (semacam kain bergaris-garis). Kebahagiaan Rasulullah saw. tentunya lantaran syair-syair Ka’ab bin Zuhair sangat penting bagi penyebaran Islam di masyarakat Arab yang sangat mengagungkan karya syair sebagai media sosialnya.

Wallahu A’lam


Sumber: Situs PBNU

Sumber https://romanacinta.blogspot.com/

Bentuk Media Sosial Pada Periode Nabi

TUKANG SHARE
Di masa Arab jahiliyah, media sosial  telah ada, ialah melalui tradisi bersyair. Topik syair yang digubah para penyair beraneka ragam. Ada yang wacana kisah asmara, alam, atau bahkan menyangkut langsung orang lain. Jika langsung yang dipuji sanggup menjadikan naik popularitas orang yang dikisahkan dalam syair. Sebaliknya, langsung yang dihujat sanggup terpuruk bahkan jatuh namanya.

Di suatu kawasan yang bernama ‘Ukadz, sering diadakan perayaan lomba syair sehingga lahirlah penyair-penyair terkenal saat itu. Di antara penyair terkenal ialah Zuhair bin Salma pengarang Al-Mu’allaqat (semacam buku sajak-sajak). Ia mempunyai dua putra ialah Ka’ab dan Bujair.

Bujair bin Zuhair pada masa Rasulullah saw. masuk Islam. Ka’ab bin Zuhair marah besar melihat saudaranya telah masuk Islam. Ia mengirim syair yang mencemooh sahabat-sahabat Rasul dan Islam. Rasulullah saw. menanggapi serius ancaman provokasi dari syair yang diciptakan oleh Ka’ab bin Zuhair tersebut.

Rasul menginstruksikan untuk mencari Ka’ab bin Zuhair di manapun berada, hidup atau mati. Hal ini menerangkan begitu berbahayanya media umum berupa syair ini saat dipakai untuk menyerang Islam.

Ketika Ka’ab bin Zuhair tersudut di pinggir pantai, tak ada kawasan berlari kecuali menyeberangi lautan. Maka, ia meminta saudaranya, Bujair bin Zuhair, untuk datang menjemput. Ia ingin meminta pengampunan dari Rasulullah saw. Di hadapan Rasulullah saw. sambil menutupi mukanya, Ka'ab bin Zuhair bertanya kepada Rasulullah saw. untuk memastikan, Apakah bila Ka’ab bin Zuhair datang meminta ampunan akan dikabulkan?



Rasulullah saw. mengiyakan. Barulah Ka’ab bin Zuhair menampakkan mukanya, memohon ampunan dan masuk Islam.

Rasulullah saw. meminta kepada Ka’ab bin Zuhair untuk mengubah syairnya yang dulu. Maka seketika itu pula, ia melantunkan syairnya yang terkenal dengan nama “Banat Su’ad” yang berisi pujian kepada Nabi saw. dan para sahabat.

Rasulullah saw. kagum dan sangat senang mendengar syair Ka’ab bin Zuhair tersebut. Rasul serta merta menghadiahkan kepadanya kain burdah (semacam kain bergaris-garis). Kebahagiaan Rasulullah saw. tentunya lantaran syair-syair Ka’ab bin Zuhair sangat penting bagi penyebaran Islam di masyarakat Arab yang sangat mengagungkan karya syair sebagai media sosialnya.

Wallahu A’lam


Sumber: Situs PBNU

Sumber https://romanacinta.blogspot.com/

No comments